English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Sabtu, 22 Juni 2013

FEROMON



Indera penciuman dan cecap pada manusia tidak terdapat pada organisme yang lebih rendah. Molekul molekul lingkungan bereaksi dengan resptor yang cocok, kemudian terjadilah alih informasi dan proses yang paling sederhana ini di sebut komunikasi kimia. Komunikasi seperti ini telah di kenal pada hampir seluruh spesies, namun pada beberapa spesies inskta pengkajian yang mendalam sebagian
di dasarkan atas kepentingan ekonomi.
Zat penarik insekta adalah sinyal kimia. Pada tahun 1959, Butennandt dan kawan kawanya menentukan struktur kimia bombikol. Trans-10-cis-12-heksadekadienol molekul perangsang seks pada kupu ulat sutra.
Senyawa ini merupkan zat penarik yang amat kuat.Rambut ranbut sensor pada antena kupu jantan hanya membutuhkan satu molekul bombikol untuk mengaktifkan satu sel resptor. Apabila 200 sel saraf reseptor sudah di aktifkan, maka kupu mulai terbang menuju sasaran.
Sel reseptor kupu ulat sutra tidak akan memberi tanggapan ke molekul lain. Selektivitas yang tajam ini berperan dalam membedakan asal usul spesies baru. Dua macam kupu ulat sutra yang sangat ekat hubunganya secara filogenetis di ketahui mempunyai zat penarik seks yang hanya berbeda pada konfigurasi satu atom karbon saja, akan tetapi pejantan dalam suatu spesies hanya akan memberikan tanggapan terhadap zat penariknya sendiri. Umunya molekul molekul seperti ini yang nerangsang perilaku tertentudi dalam spesies terbatas dinamakan feromon. Hal ini menunjukan bahwa insekta itu adalah organisme sosial yang kolektif, oleh karena itu juga mempunyai ormon organisme individual.
Feromon reprpoduksi adalah yang paling menakjubkan. Walaupun komuniksi kimia berperan juga dalam pemberian makan, berkelompok dan mempertahankan diri. Kebanyakan feromon yang memiliki sifat kimia karakteristik seperti bombikol ada hubungan strukturalnya dengan asam lemak alam. Dengan demikian pembangkitan sinyal dimulai dengan memodifikasi cara perubahan biokimia yang melibatkan sinresis asam lemak. Sinyal feromon dilepaskan melalui suatu salurankelenjar luar, yang sering kali tedapar di bagian perut (feromon seks) atau dirahangbawah dan di piranti sengatan (tanda bahaya dan pertahanan diri). Informasi yang di transmisikan mempengaruhi karaktristik fisis feromon. Misalnya feromon tanda bahaya di rahang bawah atau feromon  pertahanan diri merupakan perangsang kimia, yang dirancang untuk menghambat luka yang disebabkan oleh rahang bawah. Demikian juga feromon tanda bahaya pada semut tertentu, yaitu asam formiat, adalah zat yang paling berpotensi pada pertahanan diri.

0 komentar :

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About Biology

Flag Counter