English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Jumat, 14 Juni 2013

APOPTOPSIS








Pada manusia dan mamalia lain, beberapaa jalur berbeda yang melibatkan sekitar 15 kaspase berbeda dapat melaksanakan apoptopsis. Jalur yang di gunakan bergantung pada tipe sel dan sinyal yang memicu apoptopsis. Salah satu jalur utama
melibatkan protein mitokondria. Protein protein mitokondria yang terlibat dalam apoptopsis dapat membentuk pori pori molekular di membran luar mitokondria menyebabakan membran tersebut bocor dan melepaskan protein yang mendorong apoptopsis. Yang mengejutkan salah satu adalah sitokrom c , yang berfungsi dalam rantai transpor elektron pada mitokondria yang sehat, namun bertindak sebagai faktor penginisiasi kematian sel saat di lepaskan dari mitokondria. Proses apoptopsis mitokondria pada mamalia menggunakan protein protein yang mirip dengan protein nematoda Ced-3,Ced-4,Ced-9.
Pada titik titik kunci dalam apoptopsis protein mengintregasikan sinyal sinyal dari beberapa sumber yang berbeda dan dapat mengirim suatu  sel menuruni jalur apoptopsis. Sinyal seringkali berasal dari luar sel, seperti molekul sinyal kematian yang mungkin di lepaska oleh sel tetangga. Saat ligan sinyal kematian menempati reseptor di permukaan sel, pengikatan ini menyebabakan aktivasi kaspase dan enzim enzim lain yang melakukan apoptopsis. Tanpa melibatkan jalur mitokondria. Dua tipe sinyal alarm lain berasal dari dalam sel. Yanag satu dari nukleus,di bangkitkan ketika DNA menderita kerusakan yang tidak bisa di perbaiki, sedangkan sinyal yang satu lagi berasal dari RE jika terjadi banyak pelipatan protein yang salah. Sel mamalia membuat keputusan hidup atau mati dengan cara mengintregasikan sinyal kematian dan sinyal kehidupan yang di terimanya dari sumber lingkungan internal maupun external sel. Mekanisme bawaan bunuh diri sel bersifat esensial bagi perkembangan dan pemeliharaan tubuh pada semua hewan. Kemiripan antara gen gen apoptopsis pada nematoda dan mamalia, dan hasil pengamatan bahwa apoptopsis terjadi pada fungsi multiselular dan bahkan khamir bersel tunggal, mengindikasikan bahwa mekanisme dasar ini telah berkembang dan berevolusi sejak awal dalam evolusi hewan. Pada vertebrata, apoptopsis bersifat esensial bagi perkembangan normal sistem syaraf, bagi kerja normal sistem kekebalan serta bagi morfogenesis norml tangan dan kaki pada manusia dan mamalia lain. Kadar apoptopsis yang rendah pada tungkai yang sedang berkembang menyebabkan tungkai yang berselaput pada bebek dan burung air lainya. Berlawanan dengan ayam dan burung darat lainya yang tidak mempunyai kaki berselaput. Pada manusia, kegagalan apoptopsis dapat menghasilkan jari tangan dan kai yang berselaput. Ada cukup bukti yang menunjukan keterlibatan apoptopsis pada penyakit degeneratif tertentu yang menyerang sistem saraf, misalnya penyakit parkinson dan alzheimer. Selain itu kanker juga bisa di sebabkan oleh kegagalan apoptopsis. Beberapa kasus myeloma manusia misalanya, terbukti terbukti dengan kesalahan bentuk dari protein Ced-4 C. Elegans versi manusia. Oleh karena itu tidaklah mengejutkan bahwa jalur pensinyalan yang mengarah ke apoptopsis sangat rumit. Meskipun demikian, pertanyaan hidup atau mati merupakan hal fundamental bagi suatu sel.  

0 komentar :

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About Biology

Flag Counter