English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Minggu, 08 September 2013

TELOMER

Terlepas dari kemampuan DNA polimerase yang mengagumkan, ada sebagian kecil DNA yang tidak bisa di replikasi atau di perbaiki oleh DNA polimerase. Untuk DNA lurus, misalnya DNA kromosom eukariota, fakta bahwa DNA polimerase hnya dapat menambahkan nukleotida ke ujung 3’ polinukleotida yang sudah ada sebelumnya menyebabakan masalah. Mekanisme replikasi yang biasa tidak mrmberikan cara untuk menyelesaikan ujung ujung 5’ untai DNA anakan. Meskpun fragmen okazaki bisa dimulai dengan primer RNA yang berikatan dengan ujung dari ujung untai cetakan, begitu di buang primer tidak dapat di gantikan oleh DNA karena tidak ada ujung 3’ yang tersedia untuk penambahan nukleotida. Akibatnya putaran demi putaran replikasi yang beruklang ulang menghasilkan molekul molekul DNA yang semakin pendek.

Pemendekan DNA tidak terjadi pada sebagian besar prokarita karena DNA prokariota berbentuk melingkar, sehingga tidak memiliki ujung. Namun apa yang mencegah gen gen eukariota terkikis habis meskipun replikasi DNA terjadi berulang ulang? Ternyata molekul DNA kromosom eukariota  memiliki sekuens nukleotida khusus yang di sebut dengan telomer di bagian ujung. Telomer tidak mengandung gen. Sebagai gantinya, DNA ini memiliki sekuens repetitif pendek. Pada setiap telomer manusia, misalnya sekuens enam nukleotida TTAGG di ulang ulang sebanyak 100 sampai 1000 kali. DNA telomer melindungi gen gen organisme. Selain itu protein spesifik yang terkait dengan DNA telomer  mencegah ujung somplak dari untai anakan mengaktivasi sistem sel untuk mengawasi kerusakan DNA .

Telomer tidak mencegah pemendekan DNA akbat putaran replikasi melainkan hanya menunda pengikisan gen di dekat ujung ujung molekul DNA. Telomer menjadi semakin pendek pada sel sel somatik yang sudah tua dan dalam sel sel kultur yang telah membelah berkali kali. Ilmuwan telah mengajukan  bahwa pemendekan telomer terkait dengan prose penuaan jaringan jaringan tertentu dan bahkan terkait dengan penuaan organisme secara keseluruhan.

Bagaiman dengan sel sel yabg genomnya harus tetap tidak berubah dari organisme keturunanya selam bebrapa geberasi? Jika kromosom dari sel sel nutfah (embrionik) semakin pendek dalam setiap siklus sel, gen gen yang essensial akhirnya akan hilang dari gamet yang di hasilkan. Akan tetapi hal ini tidak terja di. ENZIm telomerase mengkatalisis pemanjangan telomer dalam sel sel nutfah eukariota, sehingga menghasilkan panjang awal dan mengompemsasi pemendekan selam replikasi DNA. Telomerase tidak aktif pada sebagian besar sel somatik manusia, namun aktivitasnya dalam sel nutfah menghasilkan telomer dengan panjang maksimum pada sel zigot.


Pemendekan normal telomer mungkin melindungi organisme dari kanker dengan cara membatasi jumlah pembelahan yang dapat dialami oleh sel somatik. Sel sel dari tumor besarseringkali memilki telomer yang panjangnya tidak biasa sperti yang ada di dalam sel nutfah. Para peneliti telah menemukan aktivitas telomerasedalam sel sel somatik yang telah menjadi kanker. Hal tersen=ut menunjukan bhwa aktivitas enzim tersebut tampaknya menstabilkan pam=njang telomer sehingga sel sel kanker dapat terus membelah.Jika memang telomerase memang faktor penting pada banyak kanker, mungkin telomerase dapat menjadi target yang berguna untuk diagnosis maupun kemoterapi pada kanker. 

1 komentar :

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

About Biology

Flag Counter